Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi melalui Pekan Siaga Bencana

Secara Geografis, Indonesia terletak pada wilayah cincin api (Ring Of Fire) atau jalur lingkar gempa Pasifik, sehingga menyebabkan sering terjadinya bencana. Bencana Gempa sering terjadi di Indonesia disebabkan karena Indonesia berada pada jalur gempa teraktif di Dunia. Bencana gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api. Tingkat kegempaan yang terjadi di Indonesia 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan tingkat kegempaan yang terjadi pada Amerika Serikat. Bencana alam yang terjadi berdampak pada timbulnya korban jiwa dan kerugian harta benda terutama pada kelompok yang rentan. Kelompok yang paling rentan ketika bencana terjadi adalah kelompok penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas tergolong kedalam kelompok rentan karena adanya hambatan dan kebutuhan yang dialami penyandang disabilitas, seperti aspek fisik, intelektual, mental, dan sensorik menyebabkan rentan dan sering mengalami kesulitan ketika mengakses serta menggunakan sumber daya yang pada umumnya tersedia dalam penanggulangan bencana. Cara untuk meminimalisir risiko selama bencana dengan cara melakukan pelatihan mengenai kesiapsiagaan bencana pada Anak Berkebutuhan Khusus sejak usia dini melalui pendidikan formal dan non-formal. Salah satunya melalui pecan siaga bencana pada Anak Berkebutuhan Khusus. Pekan siaga bencana pada Anak Berkebutuhan Khusus merupakan sebuah program yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan pada Anak Berkebutuhan Khusus ketika menghadapi bencana. Karena mengingat saat ini sedang terjadi Pandemi Covid-19 sehingga program ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan Youtube. Video yang ditampilkan melalui Youtube dibuat semenarik mungkin dan dengan durasi yang tidak begitu lama agar mudah dipahami dan peserta tidak merasa jenuh. Pembekalan materi dimulai dengan memberikan motivasi kepada Anak Berkebutuhan Khusus agar tetap semangat belajar dan berkarya meskipun terdapat hambatan. Materi yang diberikan berupa pelatihan pada Anak Berkebutuhan Khusus untuk bertindak cepat dalam penyelamatan diri ketika terjadi bencana, meliputi :1) Dasar – dasar bencana alam; 2) Tahapan – tahapan bencana gempa bumi; dan 3) Mitigasi bencana gempa bumi Ketika penyampaian materi selesai, maka tahapan selanjutnya adalah dengan memberikan pertanyaan sederhana, mengajak melakukan suatu gerakan fisik, dan mengajak merespon ucapan tertentu dengan clue yang diberikan. Strategi ini dilakukan untuk membangun rasa percaya diri pada Anak Berkebutuhan Khusus agar mereka memberikan respon baik secara verbal maupun non-verbal.

Referensi

Novalita, D. A., & Widowati, E. (2018). Journal of Health Education. 3(2), 75–85.

Sari, D. P., Priratmaningtyas, I. W., Sari, K., & Afifah, I. N. (2020). Pekan Siaga Bencana Pada ABK di SLB Manunggal Slawi. 7(2), 164–170.

23 Apr 2021 - 02:09:24, Sekar Kinasih NP (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)