Macam - Macam Terapi Untuk Anak Autis
Anak autisme memerlukan perhatian dan dukungan ekstra dari
orang tuanya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mendampingi anak
dengan autisme agar dapat menunjang tumbuh kembangnya dan membantunya beraktivitas
dengan lebih mandiri.
Autisme bisa ditangani dengan melakukan terapi. Apa saja terapi yang bisa jadi pilihan? Yuk, ketahui terapi untuk penyembuhan autisme di sini.
1. Terapi Fisik atau Fisioterapi
Salah satu tanda yang dapat ditemukan pada anak dengan
autisme adalah gangguan motorik. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan terapi
dalam bentuk terapi fisik atau fisioterapi.
Umumnya, anak autis
tertunda tumbuh kembang kemampuan motoriknya. Bahkan, beberapa anak istimewa
ini punya massa otot rendah.
Nah, terapi fisik dapat membantu anak autisme dengan melatih kekuatan otot, koordinasi, serta kemampuan dasar olahraga.
2. Terapi Bermain
Anak autis perlu pertolongan ketika akan bermain. Dengan terapi bermain, anak dapat melatih kemampuan bersosialisasi serta berkomunikasi.
3. Terapi Visual
Banyak anak autis adalah pemikir visual. Itu sebabnya,
metode pembelajaran berkomunikasi melalui gambar dapat dilakukan. Salah satunya
dengan PECS (Picture Exchange Communication).
Dengan melatihnya, anak
autisme dapat lebih mudah memahami sesuatu.
Metode tersebut juga bisa menampung kelebihan anak autisme
di bidang visual agar keterampilan dan komunikasinya jadi lebih baik.
4. Terapi Wicara
Salah satu kesulitan
yang dialami anak utisme adalah gangguan bicara sehingga sulit untuk
berbahasa.
Dengan terapi wicara, mereka dapat terbantu agar bisa berkomunikasi dengan lebih baik.
5. Terapi Okupasi
Terapi ini berkaitan dengan pembentukan kemampuan hidup
sehari-hari.
Kebanyakan anak autis mengalami perkembangan motorik lambat.
Itulah sebabnya, terapi okupasi sangatlah penting.
Terapis okupasi juga bisa memberi latihan sensorik terintegrasi. Teknik terapi autis ini bisa membantu anak berkebutuhan khusus tersebut mengatasi hipersensitivitas terhadap suara, sentuhan, maupun cahaya.
6.
Anak dengan autisme sering kali terlihat frustrasi. Mereka
kerap kesulitan dalam menyampaikan kebutuhannya dengan baik.
Anak autis juga menderita akibat terlalu sensitif terhadap
suara, cahaya, dan sentuhan. Akibatnya, mereka terkadang berlaku kasar atau
mengganggu.
Terapis kemudian akan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan atau keseharian anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya.
7. Terapi Kemampuan Sosial
Anak dengan autisme akan mengalami kesulitan dalam
bersosialisasi dan berkomunikasi.
Mereka membutuhkan bantuan untuk mengasah kemampuan untuk
mempertahankan percakapan, berhubungan dengan orang baru, dan mengenal tempat
bermain.
Peran orang tua sangatlah penting untuk deteksi dan terapi
dini terkait autisme.Semakin cepat tertangani maka akan semakin baik.
Dukungan anggota keluarga dan orang sekitar sangatlah
penting bagi tumbuh kembang anak dengan autisme.
Terapi ini bertujuan melatih anak autisme agar dapat berinteraksi dengan sekitarnya dan melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.