Kenali Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Melalui Kegiatan Sosialisasi Pengetahuan Bencana di Desa TegalMulyo, Wisata Kampung GirPasang, Kabupaten Klaten
Erupsi Gunung Merapi mencetak sejarah di Indonesia
khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa tengah bahwa sudah
berkali-kali Gunung Merapi telah terjadi letusan dalam kurun waktu yang lama. Gunung
Merapi merupakan gunungapi tipe strato, yang memiliki ketinggian 2.980 meter
dari permukaan laut dan
dikategorikan gunung api aktif yang berisiko tingi berada dalam tingkat level
II atau waspada (ESDM, 2014)
Secara penyampaian oleh Bapak (Subur, 2023) Pada
kawasan rawan bencana yang paling dekat dengan gunung Merapi, kita melakukan
pemetaan daerahnya terlebih dahulu agar pada saat erupsi gunung api yang paling
utama diketahui adalah masuk dalam kategori rawan bencananya atau tidak. Langkah-langkah
yang mudah untuk evakuasi bencana erupsi Gunung Api yaitu (1) menghitung data
jumlah jiwa/korban pada kawasan KRB III yang meliputi kelompok rentan, lansia,
maupun disabilitas. Kebutuhan transportasi pada pengelompokan kelompok jiwa, khususnya
kelompok rentan. Kemudian secara bersamaan adanya penyediaan evakuasi hewan
ternak, dimana hewan ternak merupakan aset masyarakat untuk penghidupan
ekonominya. (2) Menghitung kebutuhan untuk masyarakat yang terdampak di posko
pengungsian. (3) dan menentukan jalur evakuasi yang memiliki lebih dari 1 jalur
di daerah tegalmulyo sangat penting untuk dilakukan. Hal
senada juga pada penelitian (Adri, W & Yasser W, 2021) pembuatan peta jalur evakuasi melalui persebaran lokasi shelter yang
bertujuan
untuk mengetahui jalur alternatif evakuasi bencana.
Perspektif masyarakat sekitar kawasan Gunung Merapi
sudah sangat kental akan kearifan lokal yang berbudaya sejak zaman nenek moyang
terdahulu, walaupun tidak dituliskan seperti hukum yang resmi, melalui pandangan
hidup bahwa kearifan lokal sangat erat kaitannya pada perilaku dan kekuatan
spiritualnya terhadap pengetahuan mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi. Secara
keseluruhan, mayoritas prinsip hidup mereka menggantungkan pada komunitas
Merapi dalam menangani erupsi dan dampak letusannya (Yusrifa 2017).
“Dari pihak BPBD Kabupaten Klaten dan pemerintah yang terkait dapat memudahkan dan menyediakan sarana fasilitas kebutuhan pada saat evakuasi, meskipun persiapan belum sepenuhnya terdata, akan tetapi kami berharap dapat meminimalisirkan kekurangannya.” Tuturnya (Pak Subur, 2023)
REFERENSI
Adri, W, L. M. S. & Yasser W. (2021). Pembuatan
Peta Jalur Evakuasi Bencana Gunung Api Dan Persebaran Lokasi Shelter
Menggunakan Metode Network Analyst (Studi Kasus: Gunung Merapi,
Boyolali-Magelang.
ESDM. (2014). G. Merapi, Jawa Tengah.
Badan Geologi Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral, 1–8. Retrieved.
Yusrifa F (2017) Konsep guyub rukun masyarakat Merapi dalam menghadapi gejala dan dampak erupsi ditinjau dari teori solidaritas sosial Emile Durkheim. Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Ditulis oleh: Rahmah Afifah