Cara Mengenal Gejala Autisme Anak Sejak Usia Dini

Gambar - sipakdedifa

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ibu bisa mengenali gejala autisme usia dini. Pada usia 1 tahun, ibu bisa melihat tanda-tanda dan biasanya tanda ini terus berkembang hingga akhirnya berusia sebelum 2 tahun. Tahukah ibu bahwa setiap anak yang menderita autisme memiliki ciri yang berbeda?

Setiap anak autisme memilki perbedaan dalam menunjukkan gejala autisme. Meskipun tidak ada tanda-tanda khusus, ibu bisa mencermatinya dari tanda-tanda umum. Tanda umum inilah yang nantinya yang jadi pertanda bahwa ibu  perlu membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Tanda umum yang paling sering terjadi adalah tidak ada senyum atau ekspresi gembira. Biasanya di usia 6 bulan, anak memiliki senyum dan ekspresi gembira dengan mudah. Telat bicara memang tidak seluruhnya jadi gejala autisme. Namun, anak biasanya sudah bisa mengucapkan kata yang tidak jelas atau mengoceh di usia 12 bulan. Jadi, anak yang belum mampu mengoceh sebelum berusia 1 tahun juga perlu diwaspadai. Tanda anak autisme juga diikuti tidak ada gerakan atau respon ketika si kecil berusia 12 bulan. Anak di usia 1 tahun yang belum bisa menunjuk, mencapai sesuatu atau melambaikan tangan jadi gejala yang perlu ibu  khawatirkan.

Selain gejala umum yang dipaparkan di atas, gejala autisme juga bisa dilihat dari perbedaan perilaku sosial, komunikasi hingga perilaku. Biasanya si kecil cenderung menghindari kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain.

Gejala autisme sejak dini juga bisa dilihat dari bagimana anak cenderung melakukan stimulasi untuk dunianya sendiri. Artinya, ia hanya sibuk dengan apa yang ia pikirkan tanpa melihat lingkungannya. Biasanya Si Kecil kurang memahami emosi sehingga mereka cenderung melakukan hal yang tidak biasa seperti melambaikan tangan tanpa alasan yang jelas.

Apa Saja Ciri-Ciri Anak Autis?

Gejala autisme sangat beragam dan tiap anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari 3 karakteristik utama, yaitu:

Kesulitan komunikasi

Masalah komunikasi yang kerap dialami anak penderita autisme, antara lain sulit bicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. Hal ini kemudian membuatnya sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.

Tak jarang anak dengan autisme mengucapkan satu kata secara berulang atau yang beberapa waktu lalu didengarnya, mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu atau seperti sedang bersenandung, atau sering tantrum.

Gangguan dalam berhubungan sosial

Salah satu ciri-ciri anak autis adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan autisme sering kali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang anak dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhap perasaannya sendiri atau pun orang lain.

Oleh karena itu, anak autis biasanya tidak mudah berteman, bermain dan berbagi mainan dengan teman, atau fokus terhadap suatu objek atau mata pelajaran di sekolah.

Gangguan perilaku

Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak dengan autisme:

Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas

Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu. Melakukan tindakan atau gerakan tertentu dilakukan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan.

Hanya menyukai objek atau topik tertentu

Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding.

Memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku

Sulit tidur

Kendati demikian, gejala autisme tidak selamanya buruk. Beberapa anak dengan autisme ada yang memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti mampu belajar secara rinci lalu mengingatnya untuk waktu yang lama dan tertarik mempelajari seni musik dan menggambar.


Bagaimana Cara Memastikan bahwa Anak Menderita Autisme?

Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakan anak. Dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.

Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, ada beberapa metode terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar.

Dokter akan menentukan terapi yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak secara menyeluruh. Tujuan terapi ini adalah untuk membantu anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta mampu hidup mandiri ketika ia dewasa nanti.

 

Tips Berkomunikasi dengan Anak Autisme

Memang tidak mudah berkomunikasi dengan anak yang menderita autisme. Namun, dukungan Anda dan orang-orang di lingkungan sekitar tentu sangat berarti baginya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak autisme:

Biasakan berbicara dengan kalimat singkat dan jelas, atau berbicara secara perlahan dengan jeda di antara kata.

Berikan waktu kepada anak untuk memahami perkataan Anda.

Jika perlu, iringi kata yang Anda ucapkan dengan gerakan tubuh yang sederhana.

Panggil anak selalu dengan namanya.

Penting untuk mengenali ciri-ciri anak yang menderita autisme agar diagnosis dan penanganan yang tepat dapat dilakukan sedini mungkin. Untuk menentukan apakah anak menderita autisme atau gangguan lain, Anda bisa memeriksakannya ke dokter anak.

30 Jul 2021 - 12:35:26, Lentera Harapan