Cara Mengenal Gejala Autisme Anak Sejak Usia Dini
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ibu bisa mengenali gejala autisme usia dini. Pada usia 1 tahun, ibu bisa melihat tanda-tanda dan biasanya tanda ini terus berkembang hingga akhirnya berusia sebelum 2 tahun. Tahukah ibu bahwa setiap anak yang menderita autisme memiliki ciri yang berbeda?
Setiap anak autisme memilki perbedaan dalam menunjukkan gejala autisme. Meskipun tidak ada tanda-tanda khusus, ibu bisa mencermatinya dari tanda-tanda umum. Tanda umum inilah yang nantinya yang jadi pertanda bahwa ibu perlu membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Tanda umum yang paling sering terjadi adalah tidak ada senyum atau ekspresi gembira. Biasanya di usia 6 bulan, anak memiliki senyum dan ekspresi gembira dengan mudah. Telat bicara memang tidak seluruhnya jadi gejala autisme. Namun, anak biasanya sudah bisa mengucapkan kata yang tidak jelas atau mengoceh di usia 12 bulan. Jadi, anak yang belum mampu mengoceh sebelum berusia 1 tahun juga perlu diwaspadai. Tanda anak autisme juga diikuti tidak ada gerakan atau respon ketika si kecil berusia 12 bulan. Anak di usia 1 tahun yang belum bisa menunjuk, mencapai sesuatu atau melambaikan tangan jadi gejala yang perlu ibu khawatirkan.
Selain gejala umum yang dipaparkan di atas, gejala autisme juga bisa dilihat dari perbedaan perilaku sosial, komunikasi hingga perilaku. Biasanya si kecil cenderung menghindari kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain.
Gejala autisme sejak dini juga bisa dilihat dari bagimana anak cenderung melakukan stimulasi untuk dunianya sendiri. Artinya, ia hanya sibuk dengan apa yang ia pikirkan tanpa melihat lingkungannya. Biasanya Si Kecil kurang memahami emosi sehingga mereka cenderung melakukan hal yang tidak biasa seperti melambaikan tangan tanpa alasan yang jelas.
Apa Saja Ciri-Ciri Anak
Autis?
Gejala autisme sangat beragam dan tiap anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari 3 karakteristik utama, yaitu:
Kesulitan komunikasi
Masalah komunikasi yang
kerap dialami anak penderita autisme, antara lain sulit bicara, menulis,
membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. Hal ini
kemudian membuatnya sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari
suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.
Tak jarang anak dengan
autisme mengucapkan satu kata secara berulang atau yang beberapa waktu lalu
didengarnya, mengucapkan sesuatu dengan nada tertentu atau seperti sedang
bersenandung, atau sering tantrum.
Gangguan dalam
berhubungan sosial
Salah satu ciri-ciri
anak autis adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan autisme sering kali terlihat
asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di
sekitarnya. Terkadang anak dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau
sensitif terhap perasaannya sendiri atau pun orang lain.
Oleh karena itu, anak
autis biasanya tidak mudah berteman, bermain dan berbagi mainan dengan teman,
atau fokus terhadap suatu objek atau mata pelajaran di sekolah.
Gangguan perilaku
Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak dengan autisme:
Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas
Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu. Melakukan tindakan atau gerakan tertentu dilakukan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan.
Hanya menyukai objek
atau topik tertentu
Melakukan aktivitas
yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit tangan dengan kencang atau
membenturkan kepala ke dinding.
Memiliki bahasa atau
gerakan tubuh yang cenderung kaku
Sulit tidur
Kendati demikian,
gejala autisme tidak selamanya buruk. Beberapa anak dengan autisme ada yang
memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti mampu belajar secara
rinci lalu mengingatnya untuk waktu yang lama dan tertarik mempelajari seni
musik dan menggambar.
Bagaimana Cara
Memastikan bahwa Anak Menderita Autisme?
Dalam mendiagnosis autisme pada anak, dokter akan mengevaluasi tumbuh kembang anak, seperti menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakan anak. Dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain berupa tes pendengaran, tes genetik, dan konsultasi psikologi anak.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme. Namun, ada beberapa metode terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar.
Dokter akan menentukan
terapi yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak secara menyeluruh.
Tujuan terapi ini adalah untuk membantu anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, serta mampu hidup mandiri ketika ia dewasa nanti.
Tips Berkomunikasi
dengan Anak Autisme
Memang tidak mudah
berkomunikasi dengan anak yang menderita autisme. Namun, dukungan Anda dan
orang-orang di lingkungan sekitar tentu sangat berarti baginya. Berikut ini
adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjalin komunikasi yang baik
dengan anak autisme:
Biasakan berbicara
dengan kalimat singkat dan jelas, atau berbicara secara perlahan dengan jeda di
antara kata.
Berikan waktu kepada
anak untuk memahami perkataan Anda.
Jika perlu, iringi kata
yang Anda ucapkan dengan gerakan tubuh yang sederhana.
Panggil anak selalu
dengan namanya.
Penting
untuk mengenali ciri-ciri anak yang menderita autisme agar diagnosis dan
penanganan yang tepat dapat dilakukan sedini mungkin. Untuk menentukan apakah
anak menderita autisme atau gangguan lain, Anda bisa memeriksakannya ke dokter
anak.